Kamis, 02 Oktober 2014

KELEMAHAN-KELEMAHAN ESTIMATOR

Banyak dikalangan praktisi proyek menganggap peran Estimator hanya sebagai pelengkap untuk membantu mengitung anggaran biaya proyek. Akibatnya Estimator kurang mempunyai nilai tawar yang tinggi saat negosiasi salary. Dalam hal ini Perusahaan juga tidak dapat disalahkan,karena rata-rata seorang Estimator hanya mengetahui bagaimana mencari Volume dan memasukkan harga material dan upah pekerja yang akan digunakan sebagai acuan harga satuan pekerjaan. S



Sebenarnya Estimator mempunyai peran yang lebih dari  itu. Estimator harus berperan sebagai konsultan kelayakan proyek, dan menjadi R&D. Jadi tidak hanya ilmu hitung menghitung saja yang harus dikuasai. Pelaksanaan dilapangan,ilmu tentang Inventory,Design Arsitektur,Pengukuran dengan alat ukur,penguasaan terhadap karakteristik material,bahkan hingga pengenalan budaya setempat suatu proyek.

Kelemahan-kelemahan Estimator :
1. Terlalu percaya pada analisa harga satuan yang sudah ditetapkan perusahaan. Betul, Analisa Harga Satuan Pekerjaan tersebut pasti menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Betul, pekerjaan jadi mudah dan cepat karena tinggal memasukkan harga material dan upah pekerja saja. Tetapi seorang Estimator harus mengetahui REAL COST yang digunakan oleh proyek. Sehingga tidak kebingungan dan dapat mengantisipasi kenaikan harga akibat BBM, pergantian kelas material, dan pergantian Mandor.

2. Jarang keLapangan.Estimator memang banyak berkutat dengan komputer dan angka,apalagi jika proyeknya menumpuk, supervisi terhadap cost control juga tidak bisa ditinggal. Tetapi apabila ada pekerjaan yang sangat penting dan riskan dilapangan ( misalkan pekerjaan Cor Dak ) hendaknya datang keProyek. Datang bukan berarti mengawasi mutu dan mobilisasi yang sudah dihandle Pelaksana Lapangan. Tetapi untuk melakukan survey Jumlah orang,jumlah volume, jam dimulai dan berakhirnya pekerjaan, jumlah material yang terpakai ( Hal ini sangat penting sebagai dasar Analisa Harga stuan pekerjaan ), bila perlu pakai stop watch untuk mengetahui kecepatan kerja tukang ( tentu saja diam-diam ), atau bawa timbangan tepung untuk mengetahui 1 kg kapur itu bisa jadi berapa m3 bila dicor atau 1 kg paku 3 inchi itu berapa jumlah bijinya per-kg. Apabila hal tersebut repot. lihatlah report pekerjaan pelaksana,pelaksana yang baik akan memberikan informasi pekerjaan lapangan setiap harinya.

3. Takut pada Atasan. salah satu Tugas Estimator adalah memberikan Advice pada atasannya berkenaan dengan pembiayaan proyek. Contoh : seorang atasan menerima proyek pembangunan dengan budget 1 M,tetapi estimator menyarankan harus 1.2 M minimal untuk memperoleh margin 30% yang distandartkan perusahaan. Atasan menolak dan yakin 1 M dia bisa mencapai 30% profit. Estimator hendaknya harus "berani" memberikan pertimbangan seperti Lokasi jauh/tidak, mobilisasi operasional, Inflasi yang mungkin terjadi dalam waktu dekat ( tetapi jangan terlalu mengada-ada ).Apabila atasan tetap bersikukuh, maka barulah Estimator menurut.Bukan berarti menurut "apa kata atasan " Estimator harus berjuang dengan Purchasing untuk melakukan MOU harga material dengan supplier untuk menghindari kenaikan harga atau target 30% tetap dapat dijalankan.

4.Berdebat tidak berguna. hindari debat tidak berguna dengan Team, karena Estimator tanpa bantuan Pelaksana,drafter,purchasing maka kerja estimator semakin berat. Anda dapat data dari mana bila semua marah kepada anda ?

1 komentar:

  1. Estimator,harus peka terhadap situasi dan koimana dindisi dan tahan banting,itulah seorang estimator,yang juga adalah ujung tombak perusahaan konstruksi,yang mengorientasikan Cost - Quality & Time,setiap saat ditempatkan oleh pemberi tugas (Owners),...Blessing a

    BalasHapus